Wah udah lama ndak ngeblog, yang jelas alasannya banyak, bahkan wacana ngeblog in English cuman tinggal wacana :p. Sebagai langkah awal membiasakan menulis, kali ini saya mau coba menceritakan pengalaman saya ketika ikut kompetisi Big Ideas Competition for Urban Issues Using Data Innovation. Harapannya sedikit cerita ini bisa bermanfaat buat para pembaca sekalian, mengingat kompetisi tersebut diadakan lagi tahun ini, lebih spesifik lagi deadlinenya 3 Juni 2016 ini.
Dulu, saya mendapatkan informasi lomba ini dari grup jurusan bahwa ada lomba yang diadakan oleh kantor temen saya, yaitu United Nations Global Pulse (UNGP) bekerja sama dengan salah satu kementrian Korea Selatan (Ministry of Science, ICT, and Future Planning). UNGP sendiri merupakan salah satu badan PBB yang memiliki fokus melakukan pemanfaatan data untuk kepentingan masyarakat internasional secara berkelanjutan, baik melalui riset, kerjasama maupun pengembangan inovasi. Perwakilan UNGP di Indonesia sendiri adalah Pulse Lab Jakarta( PLJ ), jadi jangan kaget kalau nanti kalian bakalan sering kontak-kontakan dengan PLJ ketika mengikuti lomba ini. Berikut merupakan official poster lomba ini, dan informasi lebih lengkapnya bisa dibaca di link berikut.
Kompetisi ini bertujuan untuk mencari ide-ide/solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan urban di Asia. Namun ide atau solusi tersebut harus menggunakan atau berkaitan dengan pemanfaatan data, baik melalui crowdsourcing, open data atau big data. Topik yang menjadi fokus pada kompetisi tersebut adalah social protection and welfare, transportation, dan the environment. Peserta lomba ini sendiri adalah pelajar dari seluruh Asia, baik pelajar SMA maupun Mahasiswa S1 dan Pasca Sarjana (Pada saat saya membaca panduan untuk kompetisi tahun 2016, peserta boleh dari kalangan umum, jadi alumni pun bisa mengikuti kompetisi ini).
Meskipun terbuka untuk tim maupun invidivu, namun saya mengikuti kompetisi ini sebagai tim, karena saya percaya, dengan bekerja secara tim, sebuah pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih baik. Saya mengajak adik saya Dzimar (Geografi) dan teman saya Zamah (Ilkom). Ide yang kami ikutkan adalah JalananYogya. JalananYogya sendiri merupakan platform crowdsourcing yang kami usulkan untuk menangani permasalahan jalan rusak di Yogyakarta. Inti ide kami adalah, dengan menggunakan JalananYogya masyarakat bisa melaporkan jalan-jalan yang rusak disekitar mereka, jadi proses perbaikan jalan rusak dapat dilakukan dengan cepat mengingat jalan rusak sangat berbahaya bagi masyarakat. Berikut merupakan video singkat tentang JalananYogya (awas ada iklan motor legendaris).
Submission dilakukan dengan mengirimkan formulir yang formatnya sudah disediakan oleh PLJ (hanya 3 lembar) dan juga abstrak ide. Kami mengirimkan proposal pada 5 Juni 2015 dan pada 18 Juni kami mendapatkan email bahwa proposal kami termasuk ke dalam 20 proposal yang lolos ke 2nd round evaluation (belakangan saya tahu kalau pesertanya ada 208 tim dari Korea, Malaysia, Indonesia dan India). Selanjutnya seleksi tahap kedua dilakukan di kantor Pulse Lab Jakarta di Wisma Nusantara. Sebenarnya, PLJ memberikan opsi untuk melakukan presentasi secara online, namun untuk menghindari resiko dan hal-hal yang tidak diinginkan, kami memilih untuk presentasi onsite di kantor, meskipun saat itu saya harus bolos UAS (Berikut merupakan file lengkap submission kami, meskipun format proposal tahun ini tidak 100% sama, mungkin bisa buat gambaran).
Presentasi dilakukan pada tanggal 24 Juni 2015, saya dan Zamah yang berangkat ke Jakarta. Semua materi presentasi harus disiapkan dalam bahasa Inggris, karena beberapa jurinya sendiri adalah pegawai PLJ yang merupakan WNA dan juri yang berada di Korea. Meskipun materi harus dalam bahasa Inggris, PLJ juga menyediakan interpreter ( penerjemah ) yang bertugas menterjemahkan ucapan kita kepada juri. Mengingat bahasa Inggris saya masih kacau balau, kami memilih opsi kedua ini agar kami tidak salah dalam menyampaikan materi presentasi. Waktu yang diberikan sendiri sangat terbatas, yakni 10 menit untuk presentasi dan 5 menit untuk tanya jawab. Sesi tanya jawab sendiri pastinya berkaitan dengan solusi kita masing-masing. Pada saat presentasi kami juga menyiapkan prototype berupa website dan aplikasi Android, selain itu kami juga menampilkan video yang menjelaskan cara kerja JalananYogya. Materi powerpoint kami dapat dilihat pada akhir artikel ini.
Salah satu ekspektasi saya terhadap UN pada kompetisi ini adalah, seharusnya lembaga sekelas UN konsisten dengan jadwal yang mereka buat. Dan benar saja, sore hari tanggal 29 Juni 2016 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan saya mendapat email pengumuman. Jangan ditanya gimana perasaan dan wajah saya menunggu email dari UN itu sedari pagi hingga sore. Ketika melihat isi email, saya langsung sujud syukur dan kalimat pertama yang terucap pertama adalah, “Wah kocak nih”, karena saking nggak percayanya. Alhamdulillah ternyata ide simple nan sederhana dari tim kami ini berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Gold Winner. Senang ndak sih pas tau kalau jadi salah satu pemenang? Seneng banget lah ! Pepatah hasil tidak akan mengkhianati proses dan usaha itu benar-benar kerasa banget waktu itu.
Singkat cerita pada bulan Agustus kami diundang kembali ke Jakarta untuk menghadiri awarding ceremony, kali ini kami diundang ke Kedutaan Besar Korea Selatan untuk mempresentasikan ide kami bersama pemenang-pemenang lain. Oh ya, ada 4 pemenang dari 10 pemenang yang berasal dari Indonesia, 1 Gold Winner dan 3 Silver Winner. Pada saat itu kami juga berkesempatan untuk bertemu dengan UN Resident Coordinator di Indonesia atau istilahnya ketua UN di Indonesia dan juga perwakilan kedutaan besar Korsel di Indonesia. Setelah presentasi di Kedutaan, kami semua juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan presentasi di Bappenas kepada beberapa petinggi dan karyawan Bappenas. Cerita terkait awarding ceremony ini bisa dibaca di link berikut.
Selanjutnya Kami juga mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan cerita kami terkait JalananYogya ini pada acara Social Good Summit 2015 yang diadakan oleh UNDP di kantor UNDP Indonesia dalam rangka menyambut Global Goals yang baru yakni Sustainable Development Goals (SDG). SDG sendiri merupakan blueprint yang berisi to-do-list untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, memerangi ketidaksetaraan dan ketidakadilan dan perubahan iklim hingga 2030. Cerita lengkap mengenai acara Social Good Summit bisa temen temen baca pada artikel berikut.
Demikian kiranya, summary pengalaman yang saya alami ketika mengikuti salah satu lomba yang menurut saya sangat-sangat berkesan. Meskipun sampai saat ini ide JalananYogya ini belum kami wujudkan, kami tetap sangat merekomendasikan teman-teman untuk mengikuti lomba ini pada tahun ini (cuman 4 lembar bro!). Dan kalau boleh memberikan tips kepada para pembaca yang ingin mengikuti kompetisi ini atau mungkin kompetisi lain, ini ada sedikit pesan dari saya untuk teman-teman :
1. Cari ide/masalah yang ada disekitar kita, tidak perlu benar-benar baru, bisa saja mengadopsi dari ide lain yang sudah ada atau memodifikasinya. Ide JalananYogya ini sendiri muncul berdasarkan konsep kerja petajakarta.org dalam melakukan pengumupulan laporan banjir di Jakarta.
2. Baca panduan dan informasi resmi berkali-kali. Sebelum bertanya kepada panitia, saya membaca informasi dan panduan lomba berkali-kali untuk memastikan bahwa submission dan ide saya sesuai dengan kriteria lomba. Jangan sampai kamu kalah sebelum bertanding hanya karena salah mengirimkan email atau salah format judul atau kelebihan halaman atau terlambat mengirimkan proposal. Percayalah, itu jauh lebih sakit daripada kalah setelah bertanding !
3. Kalau bisa siapkan prototype dan video. Pada panduan yang kami baca, dijelaskan bahwa apabila sudah ada prototype ide, maka tim tersebut akan mendapatkan nilai plus, oleh karena itu kami berusaha untuk membuat prototype terlebih dahulu sebelum berangkat presentasi pada 2nd round evaluation. Kami juga mencoba membuat video singkat terkait JalananYogya agar juri mudah menangkap maksud dari ide kami ini.
4. Jangan lupa berdoa,bagi yang muslim terutama di waktu-waktu/tempat-tempat yang mustajab. Saya bahkan sempat menitipkan doa agar bisa menjadi salah satu pemenang pada kompetisi big ideas competition kepada dua teman saya yang akan umroh. Alhamdulillah doa tersebut bener-bener terkabul.
5. Jangan takut gagal ! Coba saja ! Setiap orang puya jatah gagal masing-masing, dan itu perlu dihabiskan bro ! Memang kadang sedih ketika kita gagal dalam suatu perlombaan, tapi lebih menyedihkan lagi orang yang bahkan tidak berani mencoba ketika seharusnya dia bisa. Please remember, In a competition sometimes we win, sometimes we learn 🙂
PS :
Informasi resmi terkait kompetisi Big Ideas Competition 2016 sendiri bisa diakses di link berikut.
Materi presentasi JalananYogya bisa dibuka pada link ini.
Hasil Big Ideas Competition 2015 bisa dicek di link ini